Arema Indonesia tak tertarik dengan wacara merger yang mengemuka di antara beberapa klub di Indonesia. Alasannya, Singo Edan merasa sudah sehat dan tak perlu dimerger.
Wacana merger muncul setelah Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin menyebut bahwa klub-klub ISL dan LPI bakal dilebur pada musim kompetisi mendatang. Alasannya, klub akan kesulitan mencari dana kalau tidak melakukan merger.
Wacana ini mendapat tanggapan beragam dari klub-klub ISL. Persija Jakarta mengaku tidak membutuhkan merger, sementara Persijap Jepara masih menjajaki opsi itu.
Bagaimana dengan Arema Indonesia? Senada dengan Persija, Arema juga merasa tidak butuh merger.
"Kita lihat misalnya bank, yang dimerger karena tidak sehat. Kalau di sepakbola, apanya yang kita merger. Untuk memerger dalam konteks apa," ucap Pelaksana harian PT Arema Indonesia, Abriadi Muhara, saat dihubungi detik, Jumat (12/8/2011) siang.
"Saya nggak bilang setuju apa nggak, tapi saya melihat sesuatu yang dimerger adalah sesuatu yang tidak sehat. Di sepakbola saya lihat semuanya baik-baik saja," tambahnya.
"Arema dari sejak berdiri tahun 1987 sangat profesional, tak pernah disubsidi APBD, dan bisa eksis sampai sekarang. Kalau tujuannya untuk menyehatkan, saya pikir isu merger untuk Arema saya kesampingkan," tegas Abriadi.
"Kita optimistis klub-klub di ISL dengan sendirinya akan memenuhi kebutuhannya. Arema ditunjang beberapa pilar, misalnya sponsorship dan merchandise. Arema juga punya suporter yang sangat besar sehingga pangsa pasar Arema sangat besar. Setiap pertandingan disaksikan 20-30 ribu penonton. Itu sangat besar untuk mensponsori Arema," pungkas dia.
sumber: http://olahraga.com/sepakbola/liga-indonesia/25642-merasa-sudah-sehat-arema-tak-butuh-merger.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar