Musim ini Barcelona sudah menggunakan dua pakem; satu dengan formasi empat bek, yang satunya dengan formasi tiga bek. Di antara dua formasi itu, pakem tiga bek dinilai lebih kokoh.
Penilaian tersebut dinyatakan setelah membandingkan statistik yang dilansir Who Scored ketika Barca bermain dengan empat dan tiga bek. Catatan statistik paling mencolok bisa dilihat kala mereka bermain di Camp Nou.
Untuk diketahui, Barca sudah melalui sembilan pertandingan di Camp Nou pada La Liga musim ini. Enam di antara sembilan pertandingan itu mereka lalui dengan pakem tiga bek. Sementara hanya tiga kali mereka bermain dengan empat bek, yakni kala menghadapi Rayo Vallecano, Real Zaragoza, dan Racing Santader.
Sementara pada saat tandang, Barca hanya bermain dua kali dengan formasi tiga bek, yakni saat melawan Sporting Gijon dan Valencia. Los Cules sukses mendapatkan clean-sheet kala melawan Gijon, namun kebobolan dua gol kala bertarung melawan Valencia.
Dalam catatan statistik, Barca yang bermain dengan tiga bek mendapatkan rata-rata kebobolan hanya 0,25 gol per pertandingan. Sementara Barca yang bermain dengan empat bek punya rata-rata 0,71. Pun demikian dengan jumlah tekel per laga, di mana Barca dengan tiga bek mencatat rata-rata 20 tekel per laga, sementara yang lainnya hanya 19 tekel per laga.
Hal serupa juga terjadi dalam soal ball possession. Barca yang bermain dengan tiga bek, dan otomatis punya tambahan pemain di lini tengah, punya rata-rata 72%. Catatan tersebut unggul tipis atas Barca yang bermain dengan empat bek, di mana mereka punya rata-rata penguasaan bola sebesar 71%.
Empat Bek Kala Melawan Madrid
Dengan catatan tersebut, sempat ada prediksi bahwa Pep Guardiola bakal bermain dengan tiga bek kala melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu akhir pekan lalu. Namun, patut diingat, Barca jarang bermain dengan pakem tersebut kala bermain tandang.
Berpegangan pada asumsi tiga bek, Guardiola awalnya diperkirakan akan memainkan Javier Mascherano bersama Carles Puyol dan Gerard Pique sebagai tiga bek sejajar. Sementara Dani Alves bakal dipasang sebagai gelandang tambahan di sisi kanan. Tujuannya, untuk meredam laju Cristiano Ronaldo.
Sementara di sisi kiri gelandang, Guardiola disebut punya kemungkinan memainkan Seydou Keita untuk meredam Angel Di Maria. Perlu dicatat, Di Maria adalah pemain dengan jumlah assist terbanyak di La Liga saat ini; 11 assist. Hal tersebutlah yang kemudian membuatnya diprediksi perlu mendapatkan perhatian khusus.
Namun, pada kenyataannya, Guardiola memilih bermain dengan empat bek: Eric Abidal-Pique-Puyol-Alves. Barca kemudian kebobolan lewat gol cepat Karim Benzema di detik ke-23 dan Guardiola pun langsung mengubah taktik timnya pada pertengahan laga.
Alves akhirnya didorong menjadi gelandang dengan tugas seperti seorang winger yang naik-turun, lalu pos yang ditinggalkannya diisi Puyol, dan pos yang ditinggalkan Puyol ditempati oleh Sergio Busquets. Sementara Xavi dan Cesc Fabregas bermain lebih dalam untuk melapis pertahanan, Andres Iniesta didorong lebih melebar ke kiri untuk membantu serangan dengan cara menusuk ke tengah.
Perubahan itu perlahan-lahan membuahkan hasil. Kendati Madrid berani mengambil opsi bermain sejak awal, Barca mampu keluar dari tekanan. Dan hasilnya, seperti yang dilihat sendiri. Ronaldo sulit melewati Puyol yang dalam beberapa kesempatan mendapatkan bantuan dari Alves. Sedangkan Mesut Oezil kesulitan bergerak karena ditempel oleh Xavi dan Busquets. Oezil kemudian ditarik keluar dan digantikan Kaka di awal-awal babak kedua.
sumber:http://www.olahraga.com/sepakbola/liga-spanyol/28999-barca-dengan-tiga-bek-diklaim-lebih-kokoh.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar